Good Friends Don't Just Text, They Call ...


Jadi teringat dengan salah satu sahabat saya. Jarak kami terpisah lumayan lah, antar benua. Tapi yang namanya kontak, komunikasi, saling berbagi cerita, kebahagiaan, kesedihan, termasuk kebaperan, masih terus berjalan. Tidak perlu ada prasangka ketika satu sama lain tidak saling menyapa untuk waktu yang cukup lama, karena pertemanan kami yang dibangun atas dasar kepercayaan. Sesekali saling menyindir jika sudah terlalu sibuk, but we know it is a sign that we are missing each other. Sebagai sahabat, kami hanya menyentuh hal-hal yang sifartnya personal jika diminta atau jika diizinkan. At some points, jika hal tersebut sangat personal dan merasa perlu untuk diklarifikasi, sangat boleh, dan selalu mengawalinya dengan "May I ...", (Bolehkah saya....)

Setiap kali berkunjung ke makassar, pasti kami akan saling meluangkan waktu, for hours, untuk sekedar berbagi cerita. Sederhana, komunikasi itu penting, berbagi itu berharga, karena komunikasi bukan seperti Q&A, Anda bertanya, saya menjawab, atau juga sebaliknya. Komunikasi dan pertemanan adalah tentang membangun interaksi yang saling menghargai, yang bukan hanya tentang dirimu, tapi juga tentang dirimu dan orang-orang terdekat mu. Sahabat saya sekali pernah berkata, "good friend won't just text you, they will call you", asking you how life has been, even providing time just to make sure that you are well and still updating each other.

Sekali pernah kami ngobrol santai mengenai having "someone special" in our life. My friend firmly said "well that person should be my friend first, before being a special one",

Sudah setahun lebih masa pandemi. Saya pribadi merasakan, Bekerja dari Rumah pada satu sisi memang memudahkan, tapi di sisi lain mengambil alih hampir seluruh ruang dan aktivitas. Meeting online, kuliah online, dan pekerjaan domestik seperti ombak yang datang silih berganti dan tidak pernah berhenti. Kadang berharap bisa menon-aktifkan WA, Telegram dan sejeninsya, namun rasanya tidak mungkin mengingat komunikasi terkait perkuliahan dan layanan akademik lainnya juga dilakukan melalui aplikasi-aplkasi ini. Kesibukan yang serba online tanpa sadar sering mengabaikan kontak sosial untuk sekedar menanyakan atau meluangkan waktu utk berbalas chat atau mendengarkan cerita orang-orang yang berada dilingkaran terdekat. Salah satu alasan, kenapa saya berusaha untuk merespon setiap pesan yang masuk, dan jika agak lama, akan saya hubungi kembali dan diawali dengan permintaan maaf, baru merespon, karena tidak ingin kehilangan kontak sosial tersebut.

Ramadhan tahun lalu menjadi pembelajaran yang luar biasa. Ketika salah seorang sahabat saya, dikabarkan meninggal, karena sakit, padahal 4 hari sebelumnya kami masih saling komunikasi dan saling memberikan kabar. Sebuah kehilangan luar biasa, dan menyadarkan saya untuk tetap menyapa, menanyakan kabar dan juga memberikan kabar. Pesan sesingkat apa pun, rasanya menjadi sangat berharga dan layak untuk direspon, apalagi di masa pandemi seperti ini.

Beberapa bulan lalu, kami juga kehilangan salah satu kolega di kampus. saya pribadi sempat berkomunikasi dan memintanya untuk segera ke Rumah Sakit. 1 - 2 hari setelah kami komunikasi, saya selalu meningat untuk menanyakan kabarnya, namun selalu menunda dengan alasan yang sebenarnya tidak penting. Apa susahnya menelpon atau mengirim pesan untuk sekedar menanyakan kabar? Sampai akhirnya ketika akan memimpin rapat jurusan, saya awali dengan permintaan kepada bapak ibu dosen untuk mendoakan kondisi kesehatan kolega kami tersebut. Saya pun menyempatkan mengirimkan pesan untuk menanyakan kabar. Tanpa sepengetahuan saya, ternyata ketika saya mengirimkan pesan, kolega kami tersebut baru saja meninggal. Berita kami peroleh beberapa saat setelah pertemuan kami mulai. Ada penyesalan? Pastinya...

Kebiasaan menanyakan kabar secara pribadi sampai saat ini berusaha untuk tetap saya lakukan. Kemarin masih menyempatkan diri untuk menanyakan kabar seorang sahabat yang karena pekerjaan sering harus jauh dari keluarga. Hanya bertanya, lebarannya di mana? Bareng keluarga atau tidak? Alhamdulillaah ternyata sahabat saya ini sudah ditempatkan lagi di lokasi baru, dengan jabatan yang lebih baik dan dekat dengan keluarga. So happy for you my friend. Saya sempat bilang, besok-besok, saya panggilnya "Pak Bos" saja deh, karena dia sudah naik jabatan. Jawabannya singkat, "kalau dipanggil Pak Bos, biasanya bakalan lama baru direspon". Intinya, stay the same, be my friend.

Pada akhirnya, sesibuk apa pun, sempatkan waktu untuk menanyakan kabar, sempatkan waktu untuk memberikan kabar. Setiap kita pasti punya kesibukan, tapi rasanya tidak seorang pun yang benar-benar sibuk sampai tidak punya waktu untuk sekedar membaca dan membalas pesan, ataupun sekedar menelpon menanyakan kabar. Jangan sampai, "kesibukan" itu justru membuat orang yang peduli merasa terlupakan, dan merasa bukan siapa-siapa. Tetaplah menyapa, jalin komunikasi, karena kawan baik tidak pernah pergi. Good friends, don't just text, they also respond...



Comments

  1. Ma shaa allahh, tabaraqallahu bu, bismillah izin share ya bu, semoga ibu selalu dalam lindunganNya, sehat2 ya bu, aamiiinn, selamat menjalankan ibadah puasa bu

    ReplyDelete

Post a Comment


Popular posts from this blog

Uji Kompetensi Guru

Ketika Bunda Belajar Mengaji

Bu, Bisa Pinjam Hand Phone-nya?