Mampukah kita mengubah acara pertelevisian kita menjadi lebih manusiawi?

Tulisan ini diilhami dari diskusi teman2 di milis yahoogroups mengenai acara pertelevisian di Indonesia. Untuk yg tertarik bisa melihat di http://tv.groups.yahoo.com/group/indotvwatch/.

Acara-acara pertelevisian kita sepertinya semakin hari semakin memprihatinkan. Format2 acara yg berbau mistis semakin banyak, demikian pula dengan sinteron2 yg untuk sebagian besar masyarakat kita seperti dijejali dengan mimpi2 indah. Efek dari acara2 yg ditayangkan pun mungkin semakin memprihatinkan terutama terhadap anak-anak, cikal bakal pemimpin bangsa ini kelak. Ketika format bahasa mereka mulai mengejutkan para orang tua karena menggunakan kata2 yg semetinya tidak layak diucapkan oleh anak2, orang tua mungkin hanya bisa mengurut dada. Perilaku negatif juga bermunculan dan tidak dapat dipungkiri, televisi memberikan pengaruh yg cukup signifikan terhadap pembentukan perilaku2 "baru" tersebut. Yg lebih menyedihkan lagi, ketika diberitakan ada seorang anak yg berniat bunuh diri hanya karena tidak diizinkan untuk menonton acara kesayangannya. Betapa menyedihkan nasib bangsa ini.

Saya sendiri tidak akan mengomentari banyak mengenai acara2 tersebut. Yang jelas, dibutuhkan nurani dari para insan pertelevisian kita untuk bisa lebih jujur dan bijaksana dalam melihat dan mengamati apa efek dari acara2 yg mereka tayangkan. Tanpa adanya kesadaran tersebut, akan sulit kita mengharapkan perubahan dari format tayang yg mungkin sudah sampai pada tahap mengerikan. Undang2 pertelivisian juga mungkin tidak akan membantu banyak, jika memang kesadaran nurani itu tidak terbentuk. Apakah kita selaku konsumer bisa melakukan sesuatu untuk mengubah itu? Apakah suara2 orang2 yg peduli akan cukup didengar ketika menyuarakan efek2 negatif yg telah muncul di masyarakat seiring dengan semakin ramainya program pertelevisian kita? Saya sendiri agak meragukan itu, tapi paling tidak ada angin sejuk berhembus ketika segelintir orang mulai "terbangun" dari mimpi indah.

Comments

  1. duuh... senengnya aku, blom punya teve *tersenyum girang*

    ReplyDelete
  2. hmmm ada yg tersenyum girang rupanya, padahal blom punya tv? tapi seneng juga sih bisa membuat orang *tersenyum girang* Maksudnya apa ya?? :">

    ReplyDelete

Post a Comment


Popular posts from this blog

Uji Kompetensi Guru

Bu, Bisa Pinjam Hand Phone-nya?

Ketika Bunda Belajar Mengaji