Belajar Menulis...
Beberapa pekan lalu saya diundang oleh teman-teman dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) UIN Alauddin untuk berbagi cerita dengan mahasiswa tentang Menulis Karya Ilmiah. Seperti biasa, ketika mendapat undangan seperti ini, saya pasti bertanya tentang jumlah dan karakteristik peserta, termasuk luaran yang mau dihasilkan. Peserta yang ikut adalah mahasiswa semester IV, karena di semester berikutnya mereka sudah harus memasukkan topik penelitian.
Butuh beberapa hari buat saya untuk menyiapkan materinya. Pertanyaan utama buat saya adalah "Mulai dari mana?".
Presentasi saya awali dengan bertanya kepada mahasiswa, mengapa kita perlu menulis? Tentu setiap orang punya alasan mengapa dia harus menulis. Ada yang karena hobi, ada yang karena sekedar ingin menyampaikan sesuatu, ada yang iseng, ada yang karena ingin menyampaikan pesan tertentu, bahkan ada yang menulis karena ingin curhat kepada dunia 😆. Singkat, saya sampaikan ke mahasiswa, kita menulis karena kita ingin mengkomunikasikan ide, karena kita ingin mempengaruhi orang yang membaca tulisan kita, atau karena kita ingin pembaca memahami pemikiran kita.
Menurut saya, menulis karya ilmiah perlu diawali dengan mengajarkan dan membiasakan mahasiswa untuk menulis. Menulis mengajarkan mahasiswa untuk mengungkapkan pemikiran, perasaan, ataupun pertanyaan dalam bentuk tulisan.
Selama perkuliahan, salah satu tugas yang sering diberikan oleh dosen adalah menulis makalah. Nah, pertanyaannya kemudian, apakah mahasiswa dipersiapkan dari awal untuk belajar menulis makalah. Belajar menulis ilmiah bukan tentang persiapan membuat skripsi saja. Belajar menulis ilmiah adalah sebuah proses berkelanjutan yang diperoleh melalui pengalaman pembelajaran yang mereka lalui selama empat tahun kuliah. Saya khawatir, mahasiswa sering diminta untuk membuat esai, makalah, sebagai bagian dari tugas-tugas perkuliahan, namun mereka tidak dipersiapkan, tidak diajarkan tentang bagaimana menulis atau membuat karya-karya tersebut.
Pada sesi diskusi dan tanya jawab dengan mahasiswa, mereka mengakui memiliki pengetahuan yang masih terbatas tentang menulis. Saya sempat bertanya kepada mahasiswa kemana mereka mencari referensi dan sumber bacaan ketika akan menulis. Apakah mereka mengenali jurnal-jurnal yang terkait dengan keilmuan mereka? Beberapa mahasiswa menyatakan ada satu atau dua jurnal yang mereka ketahui. Namun seperti cukup banyak yang tidak mengetahui dimana mereka harus mencari referensi. Berarti apa, menulis bukan sekedar kemampuan menuangkan ide atau pemikiran dalam bentuk tulisan, tapi juga tentang kemampuan literasi, literasi informasi, literasi digital, kemampuan untuk mencari dan menemukan informasi yang dibutuhkan dan bagaimana menggunakan informasi tersebut.
Kegiatan ini sekaligus menjadi refleksi buat saya sebagai dosen tentang bagaimana mempersiapkan mahasiswa saya untuk terbiasa menulis. Menulis bukan tentang sekedar "bisa menulis". Menulis adalah tentang menyampaikan pesan, tentang berbagi informasi, tentang berbagi pengetahuan, dan tentang membangun komunikasi. Dan untuk melakukan itu, membutuhkan modal dasar dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan mencari dan menemukan sumber yang tepat, kemampuan untuk memilah dan memilih informasi yang sesuai dengan apa yang ingin dituliskan.
Comments
Post a Comment