Beginilah Kita...
Di suatu tempat di negeri ini terjadi perkelahian massal antara dua kampung. Penyebabnya keliatan sepele, beberapa pemuda yang sedang berkumpul di kampung yang dikunjungi tidak menjawab sapaan dua pemuda tamu dari kampung sebelah. Akibatnya kedua pemuda tadi merasa tidak dihargai dan menceritakan kejadian tersebut kepada teman-temanya. Karena merasa “dilecehkan” terjadilah penyerbuan dan perkelahian massal tidak dapat dihindarkan....
Di suatu kampus di negeri ini, terjadi perkelahian massal antara mahasiswa. Penyebabnya sendiri “kurang jelas”. Tapi satu hal yang tampak adalah adanya arogansi mahasiswa terhadap jurusan dan fakultasnya masing-masing. Entah apa yang memicu perkelahian itu, tapi tampaknya mahasiswa yang diharapkan menjadi pemimpin di masa depan tidak mampu menggunakan logika sehat dan benar untuk melihat persoalan yang ada. Perkelahian terjadi, dan yang paling ironis mahasiswa sanggup membakar sendiri kampusnya, tempat yang seharusnya menjadi “rumah” tempat mereka menuntut ilmu....
Di suatu ruang sidang di negeri ini pernah juga terjadi “perkelahian” antara anggota dewan kita yang terhormat. Entah permasalahannya apa, dijelaskan sedetail apa pun mungkin tidak akan mampu membenarkan tindakan “kekerasan” di dalam ruang sidang yang katanya sakral itu, karena di tempat itulah keputusan-keputusan penting menyangkut di negeri ini diambil....
Di pojok lain... rakyat, para tukang becak, para pedagang kecil, guru, menjadi “penonton” atas apa yang terjadi di tiga tempat tadi. Ada yang tertawa, ada yang geleng-geleng kepala, ada yang marah, dan ada yang tidak peduli sama sekali. Yaaahh.....Beginilah Kita......
Di suatu kampus di negeri ini, terjadi perkelahian massal antara mahasiswa. Penyebabnya sendiri “kurang jelas”. Tapi satu hal yang tampak adalah adanya arogansi mahasiswa terhadap jurusan dan fakultasnya masing-masing. Entah apa yang memicu perkelahian itu, tapi tampaknya mahasiswa yang diharapkan menjadi pemimpin di masa depan tidak mampu menggunakan logika sehat dan benar untuk melihat persoalan yang ada. Perkelahian terjadi, dan yang paling ironis mahasiswa sanggup membakar sendiri kampusnya, tempat yang seharusnya menjadi “rumah” tempat mereka menuntut ilmu....
Di suatu ruang sidang di negeri ini pernah juga terjadi “perkelahian” antara anggota dewan kita yang terhormat. Entah permasalahannya apa, dijelaskan sedetail apa pun mungkin tidak akan mampu membenarkan tindakan “kekerasan” di dalam ruang sidang yang katanya sakral itu, karena di tempat itulah keputusan-keputusan penting menyangkut di negeri ini diambil....
Di pojok lain... rakyat, para tukang becak, para pedagang kecil, guru, menjadi “penonton” atas apa yang terjadi di tiga tempat tadi. Ada yang tertawa, ada yang geleng-geleng kepala, ada yang marah, dan ada yang tidak peduli sama sekali. Yaaahh.....Beginilah Kita......
pernakah ada pemikiran untuk mencari solusi atau meneliti mengapa mereka melakukan itu, adakah hubungan tingkat intelektual dengan perbuatan itu ? ato ada faktor lain yg berpengaruh shg melakukan itu budaya misalnya ? faktor2 yg dominan untuk melakukan itu apakah sama bagi dewan tehormat, mhs yg tcinta dan masyarakat dipojok lain itu ? kayaknya tgantung dosennya deh itupun kalo dosennya like "it'sme"
ReplyDeleteMenurut saya budaya memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku seseorang. Secerdas apapun seseorang, dia akan berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang dia pegang, inilah yang kita sebut dengan budaya. Masing-masing kita memegang nilai dan norma yang bisa jadi positif dan negatif. So... mari kita melakukan refleksi and let's spread the positive value and norm we have for better Indonesia...
ReplyDelete