BELAJAR DARI TKI
Berita tentang pemulangan TKI illegal dari Malaysia sekarang sedang marak-maraknya di berbagai media massa. Pemulangan missal ini cukup menarik perhatian, karena beberapa TKI tersebut memutuskan untuk tetap tinggal di Malaysia, dan ada juga yang berencana untuk pulang kembali ke Malaysia. Alasannya sederhana saja: UANG. Menurut mereka, dengan kembali ke Indonesia, mereka akan kehilangan mata pencaharian untuk menghidupi keluarga mereka. Sedangkan untuk mencari pekerjaan baru akan sangat sulit, sehingga mereka lebih memilih untuk tetap mengadu nasib di negeri jiran tersebut.
Ada satu hal yang membuat saya sangat kagum dengan para TKI kita ini. Meskipun tanpa keahlian yang memadai, mereka berani mengadu nasib ke negeri orang. Hanya dengan bekal KEBERANIAN dan KEINGINAN KUAT untuk dapat hidup lebih layak, mereka berani MENGAMBIL RESIKO untuk pergi jauh meninggalkan orang tua dan sanak saudara tercinta. Uang memang selalu menjadi motivator yang sangat kuat dan berpengaruh pada setiap keputusan yang diambil oleh seseorang. Jika kita menalar dengan “akal sehat”, orang-orang dengan tingkat pendidikan yang relatif lebih baik, belum tentu berani mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh saudara-saudara kita yang menjadi TKI. Hanya dengan tingkat pendidikan yg bisa dikatakan rendah, mereka memiliki motivasi untuk berdiri di kaki mereka sendiri dan berharap mampu menghidupi, bukan hanya diri mereka sendiri melainkan juga keluarga mereka. Pengalaman hidup mungkin telah mengajarkan mereka untuk berani mengambil resiko hidup di negeri orang.
Hal lain yang menarik perhatian saya adalah, para TKI yang notabene adalah saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air secara tidak langsung sebenarnya sudah meringankan beban pemerintah dalam hal mengatasi tingginya tingkat pengangguran di negeri kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang semakin sulit mencari pekerjaan. Pemerintah juga punya keterbatasan untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat menampung tenaga kerja yang tersedia di Indonesia. Para TKI kita saya yakin pada awalnya tidak berniat merepotkan pemerintahan kita. Mereka pergi mengadu nasib ke negeri orang karena menganggap peluang di negeri jiran lebih menjanjikan dibandingkan dengan peluang di negeri sendiri. Pemerintah mungkin harus berterima kasih kepada para TKI kita yang memilih untuk bekerja di luar negeri tanpa harus merepotkan pemerintah untuk menyediakan pekerjaan buat mereka. Penghasilan yang mereka dapatkan dengan bekerja sebagai TKI, sebagian dapat dikirimkan ke keluarga mereka di Indonesia yang tentu dapat meningkatkan taraf hidup keluarga mereka, yang secara tidak langsung membantu keluarga mereka yang mungkin hidup pas-pasan.
Persoalan legal dan illegal menjadi tugas pemerintah untuk memberikan jaminan keamanan dan kepastian hukum kepada para TKI kita. Kontrol yang kuat dan sistematis dari pemerintah kita sangat diharapkan agar perisitwa pemulangan massal yang terjadi sekarang ini tidak terulang lagi. Perbaikan sistem data base warga negara kita yang bekerja di luar negeri adalah hal penting yang mesti dibenahi secepatnya. Selain itu pembekalan pengetahuan bagi para TKI terutama mengenai hak dan kewajiban mereka selama bekerja di luar negeri perlu diberikan, agar TKI kita mengerti akan hak dan kewajiban mereka. Saya kadang bertanya-tanya, apakah saya mempunyai keberanian seperti TKI itu...
Ada satu hal yang membuat saya sangat kagum dengan para TKI kita ini. Meskipun tanpa keahlian yang memadai, mereka berani mengadu nasib ke negeri orang. Hanya dengan bekal KEBERANIAN dan KEINGINAN KUAT untuk dapat hidup lebih layak, mereka berani MENGAMBIL RESIKO untuk pergi jauh meninggalkan orang tua dan sanak saudara tercinta. Uang memang selalu menjadi motivator yang sangat kuat dan berpengaruh pada setiap keputusan yang diambil oleh seseorang. Jika kita menalar dengan “akal sehat”, orang-orang dengan tingkat pendidikan yang relatif lebih baik, belum tentu berani mengambil keputusan seperti yang dilakukan oleh saudara-saudara kita yang menjadi TKI. Hanya dengan tingkat pendidikan yg bisa dikatakan rendah, mereka memiliki motivasi untuk berdiri di kaki mereka sendiri dan berharap mampu menghidupi, bukan hanya diri mereka sendiri melainkan juga keluarga mereka. Pengalaman hidup mungkin telah mengajarkan mereka untuk berani mengambil resiko hidup di negeri orang.
Hal lain yang menarik perhatian saya adalah, para TKI yang notabene adalah saudara-saudara kita sebangsa dan setanah air secara tidak langsung sebenarnya sudah meringankan beban pemerintah dalam hal mengatasi tingginya tingkat pengangguran di negeri kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekarang semakin sulit mencari pekerjaan. Pemerintah juga punya keterbatasan untuk menciptakan lapangan pekerjaan yang dapat menampung tenaga kerja yang tersedia di Indonesia. Para TKI kita saya yakin pada awalnya tidak berniat merepotkan pemerintahan kita. Mereka pergi mengadu nasib ke negeri orang karena menganggap peluang di negeri jiran lebih menjanjikan dibandingkan dengan peluang di negeri sendiri. Pemerintah mungkin harus berterima kasih kepada para TKI kita yang memilih untuk bekerja di luar negeri tanpa harus merepotkan pemerintah untuk menyediakan pekerjaan buat mereka. Penghasilan yang mereka dapatkan dengan bekerja sebagai TKI, sebagian dapat dikirimkan ke keluarga mereka di Indonesia yang tentu dapat meningkatkan taraf hidup keluarga mereka, yang secara tidak langsung membantu keluarga mereka yang mungkin hidup pas-pasan.
Persoalan legal dan illegal menjadi tugas pemerintah untuk memberikan jaminan keamanan dan kepastian hukum kepada para TKI kita. Kontrol yang kuat dan sistematis dari pemerintah kita sangat diharapkan agar perisitwa pemulangan massal yang terjadi sekarang ini tidak terulang lagi. Perbaikan sistem data base warga negara kita yang bekerja di luar negeri adalah hal penting yang mesti dibenahi secepatnya. Selain itu pembekalan pengetahuan bagi para TKI terutama mengenai hak dan kewajiban mereka selama bekerja di luar negeri perlu diberikan, agar TKI kita mengerti akan hak dan kewajiban mereka. Saya kadang bertanya-tanya, apakah saya mempunyai keberanian seperti TKI itu...
idaaaaa ... mmmm ... kok blon diapdet lagiii ???? :D miss you honey :( i miss 'curhat' with you. late at night, through yahoo messenger :D
ReplyDelete